About

Kami adalah mahasiswa/i Binus University semester 1. Pada awal semester kami mendapatkan pelajaran Character Building: Pancasila. Dan pada pelajaran CB: Pancasila kami menerima proyek untuk membuat lubang resapan biopori. Proyek ini merupakan hasil kejasama CB: Pancasila dengan Teach For Indonesia (TFI) dalam rangka implementasi dari pembelajaran teori di kelas kepada masyarakat secara langsung. dan blog ini merupakan salah satu tugas yang harus kami isi sebagai laporan. Di dalam blog ini kami akan menjelaskan bagaimana cara pembuatan lubang resapan biopori, serta suka duka yang kami alami dalam proses pembuatannya.

Mungkin masih banyak yang bertanya-tanya "Apa sih lubang resapan biopori itu?"
Lubang Resapan Biopori (LRB) merupakan adalah metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir R Brata, salah satu peneliti dari Institut Pertanian Bogor.
Lubang resapan biopori memiliki berbagai manfaat, contohnya memperluas bidang penyerapan air, sebagai penanganan limbah organik, meningkatkan kesuburan tanah.
Lubang resapan biopori dapat diisi dengan sampah organik seperti dedaunan, hasil pangkasan rumput dan sampah sisa dapur. Lubang yang sudah penuh nantinya akan berkurang/menyusut lagi karena proses pengomposan, yang nantinya akan menghasilkan pupuk kompos

bagaimana cara membuatnya?
Pembuatan lubang Biopori cukup mudah dan dapat dicicil. Pertama kita tentukan letak lubang Biopori. Biasanya dibuat di jalur aliran air hujan atau tempat yang lebih rendah sehingga banyak air menggenang. Lubang di sekitar tanaman dapat membantu menyuburkan tanaman tersebut. Jarak antar lubang tergantung keadaan di lapangan, tetapi sebaiknya tidak kurang dari 30 cm. Setelah titik lubang ditentukan, sebelum membuat lubang, siapkan wadah (ember atau plastik digelar) untuk tempat tanah hasil pengeboran supaya area sekitar tidak kotor. Kira2 1 lubang perlu wadah sebesar kaleng cat ukuran 1 pail. Langkah pengeboran sbb :
  1. Putar alat Biopori searah jarum jam. Jika bagian atas mata bor sudah tertutup tanah, angkat alat, keluarkan tanahnya, tampung di wadah. Boleh saja setelah agak dalam baru diangkat tetapi akan terasa lebih berat. Pengeboran dengan arah vertikal.
  2. Pengeboran dilanjutkan sampai kedalaman lubang mencapai 1 m.
  3. Jika permukaan air tanah kurang dari 1 m, kedalaman dibuat kurang dari kedalaman permukaan air tanah karena kompos akan membusuk akibat terendam air terus menerus.
  4. Jika di tengah-tengah terdapat batu sehingga pengeboran tidak dapat diteruskan, hentikan pengeboran, namun lubang tetap dapat dipakai. Jika batu dapat dihancurkan (misal dengan linggis), pengeboran dapat diteruskan.
  5. Mulut lubang boleh diperkuat dengan paralon 4 inci atau semen setinggi sekitar 2 cm, namun alami tertutup rumputpun cukup bagus.
  6. Cuci dan bersihkan terutama mata bor setelah selesai pakai agar tidak mudah berkarat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar