Sabtu, 17 Januari 2015

Pupuk dari Pembusukan Sampah Lubang Resapan Biopori

Setelah beberapa minggu mengerjakan proyek pembuatan lubang resapan biopori ini, sampah-sampah organik yang kami masukan rata-rata telah menjadi pupuk. Dan pupuk yang telah dihasilkan akan kami berikan kepada pemilik kos untuk memupuk tanaman-tanaman di area kos. Berikut ini pupuk dari pembusukan sampah yang kami masukan ke dalam lubang resapan:




 

Minggu, 23 November 2014


Nama : Ratri Melanda Maharani
NIM   : 1801449703



Kami telah menyelesaikan proyek pembuatan biopori dari TFI. Awalnya, kami sempat kebingungan mencari tempat untuk melakukan proyek ini. Beberapa orang dari kelompok kami melakukan survey di beberapa tempat dan akhirnya salah seorang dari kelompok kami mengusulkan untuk melakukan proyek ini di tempat tinggalnya yang terletak di Jl. K.H Taisir, Komplek Perumahan Migas 4, dimana Tommy Lee --salah satu anggota kelompok 8-- tinggal. Kami meminta izin kepada pemilik kos dengan menjelaskan rangkaian proses proyek biopori yang akan kami lakukan dan memberi tahu manfaatnya. Setelah mendapatkan izin kami memutuskan untuk mengerjakan proyek sesegera mungkin.

Kami membuat beberapa lubang dari alat yang kita beli sendiri, pada saat itu alatnya sempat rusak namun sudah diperbaiki kembali. Pada proses pembuatan lubang biopori, saya tidak terlalu banyak memberikan andil didalamnya. Saya belajar bagaimana laki-laki memberikan banyak toleransi kepada kami --perempuan-- dalam pembuatan lubang biopori ini. Tekstur tanahnya cukup lunak untuk digali, namun banyaknya batu membuat penggalian tanah kadang terhambat. Setelah membuat lubang, kami mengisinya dengan sampah-sampah organik. Dikarenakan pada saat proses pengerjaannya tidak ada hujan yang turun, kami memutuskan untuk menyirami sampah yang sudah ada lubang dengan air. 

Lubang biopori yang telah kami buat sudah berfungsi dengan baik, baik itu fungsi penyerapannya ataupun fungsinya sebagai pengubah sampah menjadi pupuk kompos.







Saya berterimakasih atas proyek yang telah diberikan TFI, dari sini saya belajar bagaimana cara bekerjasama yang baik dan memberikan toleransi satu sama lain. Saya juga berterimakasih kepada teman-teman kelompok saya yang telah berjuang dalam menyelesaikan proyek ini bersama-sama dan memberikan saya cukup banyak toleransi.


Kami telah membuat 10 lubang bipori yang diisi sampah organik untuk menghasilkan pupuk kompos disetiap lubang yang sudah kami buat.





Nama : Rizkiah wardani
NIM  :  1801450876

Selasa, 18 November 2014

Pembuatan Biopori 3 (Rifqi Naufali 4)

Nama: Rifqi Naufali
NIM: 1801399825
Tanggal: 25 Oktober 2014

 Setelah 2 minggu semenjak sampah di masukkan ke dalam lubang biopori, kami mencoba memeriksa apakah sampah telah mulai berubah menjadi pupuk atau tidak. Hasil yang kami dapat adalah sampah yang sebelumnya di maksukan sudah terdapat mahluk hidup yang membuktikan bahwa sampah sudah mulai berubah menjadi pupuk.
  Dengan demikian lubang biopori kami sudah berfungsi dengan baik, baik itu untuk penyerapan ataupun untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk kompos.

Berikut beberapa foto yang berhasil diambil:


(A)

(B)


 Ket:
A. TS- sedang mengangkut sampah yang telah perlahan menjadi pupuk dari lubang biopori.
B. Andhika, Tommy, Nikko sedang mengamati sampah yang telah perlahan menjadi pupuk.


Foto bersama tim laki-laki kelompok 8.


*MAAF ATAS KETERLAMBATAN POSTINGAN


Pembuatan Biopori 2

Nama : Tommy Lee
NIM : 1801409196
Tanggal : 10 Oktober 2014

Pada hari ini, kami melanjutkan pembuatan lubang biopori kami yang ditunda. Kali ini kami membawa sekantong sampah. Kami juga mendapatkan beberapa sampah dari pemilik kos. Kami segera menyelesaikan 10 lubang biopori. Setelah menyelesaikan lubang tersebut, kami mengisi sampah-sampah tersebut.

Terkadang ada beberapa warga sekitar bertanya kepada kami apa yang kami lakukan. Kami menjelaskan kepada mereka tentang biopori. Ada beberapa respon yang diberikan kepada warga.
Ada yang hanya datang dan pergi.
Ada yang ikut serta membantu kami, tetapi mereka menolak untuk difoto.
Ada teman yang penasaran dan ikut membantu kami.
Kami merasa senang ada yang membantu peduli kami.

Hasil sampah yang kami masukkan akan menjadi pupuk. Sampah tersebut diperlukan 2 minggu untuk menjadi pupuk. Pupuk tersebut akan kami berikan kepada pemilik kos.

Tidak terasa kalau kami telah menyelesaikan proyek pembuatan biopori dari TFI. Meskipun cukup melelahkan namun sangat menyenangkan. Saya secara pribadi berterimakasih atas kesempatan yang sangat berharga dari TFI untuk terjun langsung ke lapangan memberi sedikit kontribusi bagi masyarakat. 

Lubang yang diisi sampah dan diisi air

Sampah untuk lubang

Warga sekitar yang membantu

Senin, 17 November 2014

Pembuatan Biopori

Nama : Tommy Lee
NIM : 1801409196
Tanggal : 6 Oktober 2014

Setelah beberapa kali melakukan survei, akhirnya kami menemukan tempat dimana kami dapat membuat lubang yang cukup dalam. Tempat tersebut berlokasi di Jl. K.H. Taisir, Komplek Perumahan Migas 4. Tempat tersebut adalah kos tempat saya tinggal. Pada hari sebelumnya, saya menemui pemilik kos dan meminta izinnya untuk melakukan biopori ditempatnya. Setelah berbicara sedikit tentang manfaat biopori, pemilik kos memberikan izin untuk melakukan biopori ditempatnya. Setelah itu, pemilik kos memberikan kami titik-titik untuk penggalian biopori kami.

Setelah mendapatkan izin dari pemilik kos, kami segera melakukan penggalian lubang biopori. Pembuatan lubang tersebut dimulai dari penggalian permukaan tanah dan untungnya tanah tersebut empuk sehingga kami tidak kesulitan melakukan penggalian lubang. Namun terdapat beberapa batu yang menghambat penggalian kami. Sesuai pengalaman dari penggalian sebelumnya, kami tidak memaksakan penggalian dengan menggunakan bor kami. Kami segera menghancurkannya dengan linggis dan mengambil batu tersebut.

Pada akhirnya kami berhasil membuat 4 lubang. kami menutupi lubang tersebut dengan alat-alat bekas dari anggota kelompok. Kami juga membawa sampah-sampah untuk dimasukkan ke lubang tersebut. Ternyata sampah yang kami bawa tidak cukup. Kami berencana untuk melanjutkan pelubangan keesokan harinya dan membawa sampah-sampah organik untuk lubang-lubang biopori kami selanjutnya.

Pada hari ini kami belajar untuk saling bekerja sama dan pantang menyerah dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Banyak momen tidak dapat kami lupakan, dan berikut ini kami menampilkan foto-foto hasil kerja kami :

Saya dan Nikko bekerja sama menggali lubang
Andhika membantu penggalian lubang


Naufal melakukan penggalian lubang ke 4
Alat yang digunakan untuk menahan sisi lubang


hasil penggalian

Pengisian lubang dengan sampah

Pembuatan Biopori 2(Rifqi Naufali 3)

Nama: Rifqi Naufal
NIM: 1801399825
Tanggal: 10 Oktober 2014

   Selang beberapa hari setelah pembuatan biopori pertama, kami kembali mengerjakan pembuatan biopori.
Beruntungnya kami berhasil membuat 10 lubang biopori. Dalam proses pembuatan kali ini kami juga berencana untuk memasukkan sampah yang telah kami kumpulkan sebelumnya ke lubang biopori tersebut agar dapat menjadi pupuk.

  Tanpa disadari kami sudah sampai pada tahap ini. Pada proses pembuatan biopory memang banyak hal yang telah terjadi. Mulai dari alat yang patah saat hendak mengebor di SDN 24 Palmerah, tangan yang luka dan lecet akibat tidak terbiasa memakai linggis untuk memecah batu di dalam tanah. Namun dari itu semua kami belajar banyak hal, mengetahui apa guna lubang biopori, mengetahui bagaimana cara pembuatanannya dan bagaimana bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

Beberapa Moment yang dapat diabadikan:


(A)
(B)




(C)



Ket:
A. Lubang Biopori menyerap air dengan cepat, bukti bahwa lubang biopori berkerja.
B. Salah satu lubang biopori yang telah diisikan sampah dan beberapa kantong berisikan sampah yang     berhasil di kumpulkan.
C. Warga sekitar yang ikut terlibat dalam proses pembuatan.

              *MAAF ATAS KETERLAMBATAN POSTINGAN